Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat ASEAN

  • Berunei Darussalam

Kampung Ayer adalah desa terapung di Brunei Darussalam. Tahun 1400 Kampung Ayer pernah menjadi pusat pemerintahan. Saat ini banyak penduduknya yang memiliki perahu pribadi dan disimpan di bawah rumah apung mereka.

Budaya Brunei banyak dipengaruhi penduduknya adalah orang Melayu. Kata ‘Brunei’ berasal dari kata ‘Nah Baru’ yang diucapkan oleh Awang Alak Betatar, penemu negara ini. Kata ‘Darussalam’ berarti ‘Tempat yang damai’ atau ‘Rumah Keamanan”. Dalam percakapan, menunjuk dengan jari telunjuk dianggap kasar. Secara tradisional. Orang Brunei tidak berjabat tangan dengan lawan jenis. Melepaskan sepatu adalah kebiasaan umum orang Brunei sebelum memasuki rumah orang lain.

  • Malaysia

Patung Dewa Murungga di Malaysia merupakan patung berukuran 42,7 meter. Patung ini terletak di Batu caves, gua yang merupakan kuil Hindu di laur India yang paling populer, yang didesikasikan intuk Dewa Murungga.

Malaysia memiliki kota yang bernama George Town, yaitu kata yang terdaftar dalam UNESCI World Heritage. Kota ini terletak di Pulau Penang. George Town adalah kata yang memiliki ragam jenis budaya. Banyak gedung peninggalan masa Eropa dan bangunan bernuansa Melayu Tionghoa. Tiga kaum utama di Malaysia adalah Melayu, Cina, dan India. Musik tradisionalnya banyak dipengaruhi oleh budaya Cina, Islam, India, dan Indonesia. Makanan khasnya adalah nasi lemak.

  • Filipina

Budaya Filipina merupakan hasil perpaduan antara budaya barat dan timur. Kehiduan budayanya dipengaruhi oleh budaya Melayu, Cina, dan Spanyol.

Bahasa Filipina adalah bahasa nasional dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar untuk urusan perdagangan atau pergaulan. Ada delapan bahasa dialek utma yang digunakan oleh masyarakat Filipina, yaitu Tagalog, Cebuano, Ilocano, Hiligaynon atau Illonggo, Bicol, Waray, Pampango, dan pangasinense.

‘Po’ dan ‘opo’ adalah sebutan orang Filipina terhadap orang yang lebih tua. Mereka memanggilnya dengan menggunakan kata-kata seperti ‘kuyu’, ‘ate’, ‘manong’ atau ‘,manang’ yang menunjukkan rasa penghormatan. Jabat tangan adalah bentuk salam yang paling sering dijumpai di Filipina.

Tarian Tinikling merupakan tarian masyarakat Filipina. Tarian ini menceritakan tentang burung Tinikling yang berjalan melompat menghindari perangkap bambu petani padi.

  • Kamboja

Banyak candi di Kamboja dibuat dari batu. Dewa-dwa dari agama Hindu dan Buddha diukir di tembok.

Tari Apsara lahir pada 2.000 tahun lalu. Relief tarian banyak ditemukan di bangunan-bangunan keagamaan di Kamboja.

Orang Khmer mengenakan syal kotak-kotak yang disebut Krama. Pria dan wanita Khmer mengenakan bandul Buddha pada kalungnya. Tujuan adalah untuk menjaga dari roh jahat dan membawa keberuntungan. Makanan terkenal Kamboja adalah chha yang berarti tumisan.

  • Myanmar

Myanmar disebut sebagai negara seribu pagoda. Hal ini disebabkan karena sangat mudah menemukan kuil-kuil suci Buddha. Mayoritas penduduk Myanmar adalah keturunan Tibet. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Birma.

Pakaian tradisional Myanmar yang disebut Longyi mirip sarung Indonesia, namin kain ini membelit bagian tubuh mereka mulai dari perut bingga betis. Longyi yang berbahan kain katun bukan saja dikarenakan pria dewasa, namun juga anak-anak dan wanita.

  • Vietnam

Permainan ‘Menangkap Jangkrik dengan Mata Tertutup” adalah permainan tradisional anak Vietnam. Anak yang berada di tengah lingkaran matanya ditutup kain. Menangkap salah satu teman dan menebak namanya.

Vietnam terkenal dengan baju khasnya yang disebut Ao Dai. Tapi caping pun banyak ditemui di sana. Orang Vietnam gemar duduk di digklik, yaitu kursi yang sangat pendek. Bukan hanya untuk makan, bahkan untuk mengobrol pun mereka senang duduk di atas dingklik. Mayoritas orang Vietnam memiliki nama keluarga Nguyen. Hal ini disebabkan karena Dinasti Nguyen berkuasa mulai 1803 – 1945 dan merupakn Dinasti terakhir di Vietnam.

  • Laos

Nama Laos berhubungan dengan penemuannya, yaitu Ai Lao. Orang Laos terkenal kesabaran dan kesederhanaannya. Hal ini terkait dengan ajaran Agama Buddha yang banyak dianut masyarakatnya.

Olahraga tradisional di Laos adalah Kataw, seperti olahraga bola voli, namun menggunakan kaki untuk menangkap dan memukul bola. Bola dibuat dari anyaman bambu.

Tahun baru Laos disebut Bun Pi Mai. Semua penduduk membersihkan rumah mengenakan pakaian baru, dan mencuci patung-patung Buddha.

Makanan utama bangsa Laos adalah nasi dan beras ketan tang dimakan dengan tangan langsung. Orang laos menyebut dirinya ‘luk khao niaom’ yang berarti ‘anak turun nasi ketan’.

Upacara sakral pemberian sedekah, atau dikenal dengan Sai Bat merupakan upacara di Laon. Para Biksu membawa bakul kecil mengitari sebagian kecil kota untuk menerima sedekah dari penduduk setempat yang mayoritas bergama Buddha.

  • Singapura

Singapura memiliki lambang

  • Thailand

Leave a comment